Search

10.11.19

Topeng

Mencintai diri sendiri itu terkadang bukan perkara mudah untukku.  Seringkali aku merasa membohongi diriku sendiri.  Aku menyalahkan diriku sendiri yang mudah menangis dan terlalu moody.  Aku tidak menyukai diriku yang terlalu memuja-muja romantisme.  Dan entah sudah berapa tahun aku memakai topengku terus menerus.

Tidak dapat aku sangkal, bahwa sebagus apapun topeng yang aku kenakan, diriku yang sebenarnya tidak seperti itu.  Dan seringkali aku lelah dan ingin melepas topengku sesaat.  Itu hanya bisa kulakukan di tempat persembunyianku.  Dan mencurahkan semua kebohonganku tentang diriku sendiri hanya kepada Tuhan.

Bukan tanpa alasan jika aku akhirnya menikah dengan seorang yang kebalikan denganku. Aku tau ini Tuhan. Mungkin Tuhan ingin membentuk aku.  Namun pada kenyataannya tidak semudah itu mengubahnya.  Yang bisa kulakukan hanya mengenakan topeng itu dan melepasnya sejenak ketika aku merasa lelah.

Aku takut.  Takut sekali.  Ketika seseorang yang selalu kuharapkan dalam imajinasiku itu datang ke tempat persembunyianku, dan melihatku saat aku melepaskan topengku.  Aku tau, kelemahanku akan dengan mudah kuserahkan padanya.

Ya Tuhan, Kau yang paling tau kelemahanku.  Jangan pertemukan aku dengannya.  Biarkan dia hanya ada dalam anganku selamanya.  Aku tau aku sudah memilih, dan aku percaya aku memilih yang terbaik.  Karena Tuhan yang memberikannya untuk aku.

Apakah salahku, Tuhan, jika aku mendambakan romantisme? Apakah aku salah, jika aku belum bisa mengubahnya.

Andai aku bisa, tapi aku pun belum rela.  Aku menyukainya.  Dan aku tidak mau mengubahnya. Apakah aku perlu mengubahnya? Atau menjadi diriku sendiri tanpa harus lagi mengenakan topeng itu?

Mengapa aku merasa seperti ini? Dan mengapa Engkau mengizinkannya?

Tidak Tuhan, jangan... jangan sampai aku bertemu dia.  Aku tidak siap.  Dan aku tidak mau kehilangan kebahagiaanku saat ini.  Aku mengasihinya. Dan aku tau dia juga mengasihiku.  Walaupun dengan caranya sendiri, bukan seperti yang aku harapkan. Tapi aku tau, dan aku menyimpannya dalam hatiku.

Walau sakit rasanya, ketika aku ingin mengungkapkannya untuknya, tapi tidak bisa.  Hanya dapat kusimpan sendiri.  Dan hanya bisa menjadi angan-angan.

Aku tau, seperti aku ingin melepas topengku, aku tidak ingin dia memakai topengnya di depanku.  Karena aku tau rasanya bagaimana harus menggunakan topeng itu setiap hari.  Walaupun aku berharap dia bisa berubah dan keajaiban cinta terjadi.  Tapi aku sadar, kalau sampai aku menutup mataku pun dia tidak bisa menjadi seperti harapku, aku akan tetap mengasihi dan mencintainya dengan seluruh ragaku.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.