Search

30.9.22

Manusia

Manusia... 

Kadang ngerasa dirinya lebih baik dari orang lain. 
Selalu ngerasa uda melakukan yg terbaik. 
Ngerasa paling bener. 
Ngerasa punya kemampuan untuk merencanakan hari esok dengan baik dan mengendalikan semua yang terjadi. 
Ngerasa mampu seakan-akan semua yang dicapai adalah hasil usaha kerja keras dan kemampuannya sendiri. 

Lupa, kalo di atas langit masih ada langit. 
Lupa, kalo di atas langit ada yang ngeliatin dari atas. 
Lupa, kalo yang di atas mungkin lagi ngetawain diri kita yang ngerasa paling hebat sendiri. 
Mungkin di mataNya, kita seperti anak kecil yang sedang menyombongkan, seakan dirinya paling hebat sejagat raya

Butuh sebuah palu yang memecahkan pola pikir sekeras batu
Supaya sadar bahwa manusia hidup untuk saling berbagi dan berkolaborasi
Ga bisa merasa hebat sendiri

Sebuah pukulan keras yang aku terima hari ini. 
Walau terpecah, namun mencoba berdiri dan berlari lagi. 
Dengan pikiran yang baru. 
Menuju aku yang baru. 

23.7.20

Terima Kasih

Lembang, 25 Juni 2003

 

 

Hari itu

Saat pertama kali kita berjabat tangan.

Tanpa kesan berarti aku menatap dan tersenyum untukmu.

 

Waktu berputar

Membawa kita pada berpuluh-puluh kali pertemuan

Dan ratusan cerita serta gelak tawa

 

Hingga suatu hari kamu melangkah mundur

Membuat sebuah tanda Tanya besar yang tak kumengerti

Ada jarak yang tak dapat kuseberangi

 

Waktu bergulir lagi

Hingga aku menemukan seorang yang lain

Yang membuatku hari-hariku indah

 

Namun tak lama…

karena aku memilih untuk melepaskannya

dia bukan bahagiaku yang sesungguhnya

 

akhirnya kusadari,

kamu mendekat lagi

yang ternyata telah menyimpan rasa itu

dari sejak pertemuan pertama kita

 

hingga akhirnya kita di titik ini

aku tak pernah menyangka

bahwa kamu akan menjadi sepenting ini

 

kamu, yang menggendong anak-anakku untuk pertama kalinya

kamu, yang akan berjalan di sebelahku hingga hari terakhir kita

 

terima kasih telah memilihku

di antara ribuan wanita yang jauh lebih baik dari aku

terima kasih telah menungguku

di masa penantian panjangmu

terima kasih telah sabar menghadapi kekuranganku

dan tetap mengasihi aku.

16.4.20

Just Between You and Me

Retak hati
Perih
Sakit
Luka

Merasa bodoh
Merasa gagal
Aku benci rasa ini!


Hidup memang kejam
Hidup memang keras
Tak akan ada yang peduli air matamu
Percuma

Jadilah setegar baja
Lindungi hati rapuhmu
Tak ada tempat untuk si cengeng
Jangan harap ada yang mengerti dirimu.

 Ayo bangkit lagi.
Tak ada waktu untuk mengerang kesakitan
Tak ada guna untuk meresapi perihmu
Berlari lagi.

Pangeranmu tak akan pernah datang menolongmu.
Ia tidak akan menggendongmu
apalagi mengelus kepalamu
Kamu harus berdiri dengan kakimu sendiri.


Ini hanya antara aku dan Tuhan
sang pembuat hati rapuhku
sang pelatih hatiku
Dia tetap berdiri di sampingku
tapi Dia membiarkan aku berdiri sendiri
Dan menyaksikanku berlari lagi

Tak dapatkah aku diam sejenak Tuhan?
Tak dapatkah aku kumpulkan dulu lagi kekuatanku?
sebelum akhirnya berlari lagi.




Tidak.
Kalau aku diam, aku akan berhenti
dan tak berlari lagi.


hanya antara aku dan Tuhan





Kalau begitu, berjanjilah.
Asal Kau tetap ada di sampingku
Kurasa aku tak butuh pangeranku lagi.

7.12.19

Rindu Kamu

Ketika semesta mempertemukanku denganmu waktu itu.
Aku tertarik oleh senyummu.
Oleh ceritamu.
Kelakuan konyolmu.
Yang mewarnai hari-hariku.

Belasan tahun kemudian, aku tak menyangka kita berjalan bersama di atas hamparan karpet merah, menuju altar pelaminan.

Saat ini, keadaannya sudah berubah lagi.
Kasih yang sudah menjadi dingin.
Dan hampir mati.

Ah.
Buat aku jatuh cinta lagi.
Buat aku merasakan getar itu lagi.
Buat aku tergila-gila padamu lagi.
Buat aku tertawa lagi.

Aku rindu kamu.
Rindu kamu.

Perih

Tenggelam dalam rasa ini.
Mencoba meresapi setiap perih yang terasa.
Hatiku luka.
Namun tak berdarah.
Hatiku sakit.
Walaupun tidak bertanda.

Hanya aku dan Engkau, Tuhan.
Dan si manusia bodoh ini datang lagi.
Meminta kekuatanMu yang sudah Kau tawarkan sejak dulu.

Hanya Kau yang mengerti benar apa yang kurasakan.
Hanya Engkau, sang pembuat hati rapuhku.

Masih adakah kesempatan kedua?
Masihkah, Tuhan?
Dan...
Apakau aku bisa?

Di titik terendah dalam hidupku aku sekarang.
Mencoba berdiri dan berlari mengejar.
Namun ragu apakah ia akan kembali menoleh untukku.
Hampir sirna kekuatanku.

Bisa kembalikah seperti dahulu
Keadaan aku dan kamu.

Aku tercekat, terdiam dalam kebisuan hati.
Mencoba mendengar suara pengharapan yang biasanya mengisi relung hati.
Namun ia diam, tak berucap.
Aku tak dapat mendengarMu.
Aku sudah berlari terlalu jauh...

Mencoba meyakinkan pengharapan terakhir yang kupunya.
Dia berdiri di sampingku.
Memegang tangan kananku.
Menuntunku ke mana harus melangkah.
Ia menopang waktu aku hanpir jatuh dan tak kuat lagi berdiri.
Dan aku meyakinkan diriku sendiri.
Dia ada di sampingku sekarang.
Memelukku saat aku kesepian dan terluka.

10.11.19

Saat Mengasihimu Menjadi Sulit


Saat mengasihimu menjadi sulit,
Aku rindu tetap menjadi rumah hatimu
Tempat kamu berteduh saat hujan
Tempat kamu berlindung saat panas
Tempat kamu selalu kembali pulang saat lelah
Sesulit apapun itu, aku berjanji akan terus mengasihimu
Bahkan jika aku harus mengosongkan diriku sendiri
Bahkan jika semua pengorbananku tak berbalas
Biarkan aku menjadi manusia tak berperasa
Yang akan selalu memberi tanpa meminta kembali

Saat api cinta dan romansa memudar,
Bahkan saat rasa menjadi hambar
Biarkan keputusanku untuk tetap mengasihimu
Bertahan hingga nafas terakhirku
Walau kamu mungkin tak pernah mengerti isi hatiku
Tapi izinkan aku mencintaimu dengan caraku sendiri

Aku tak berharap banyak
Menjadi istri yang kau banggakan? Tidak.
Karena aku masih jauh dari sempurna
Aku hanya ingin mengasihimu
Dengan segala daya yang bisa kuberikan
Hingga suatu hari nanti,
Kamu benar-benar mengerti
Seberapa dalam aku mengasihimu
Walaupun saat itu, mungkin sudah terlambat.

Rindu

Menggurat cerita kita.
Aku di sini.
Kamu di sana.

Menertawakan batas ruang sunyi yang tak pernah bisa kita lewati.
Menyusur tepi waktu yang tak pernah bertemu satu dengan yang lainnya.

Kamu.
Tak perlu tahu berapa butir rinduku yang jatuh membasahi pipi.
Hanya aku dan sepiku.

Kapankah dapat kurasakan lagi hangatnya hatimu.
Yang pernah menggenggam erat memelukku.
Di manakah lagi pertemuan tiada akhir.
Saat kita saling berbagi lebih dari sekedar kata dan cerita.

Kumohon, jangan pernah lelah.
Aku di sini menantimu.
Mengingat bahwa tetes peluhku akan menjadi setitik harapan.

Tetaplah berlari.
Aku menunggumu di garis akhir.
Dan raihlah bahagia.

Pelarian Jiwa



Hujan, kopi, musik, laptop.

4 hal yang paling aku suka.  Mereka adalah pintu masuk jiwaku yang ga pernah dimasuki oleh orang lain selain aku.  Aku bisa bersuara sesuka hatiku.  Di saat-saat tertentu aku bertemu penjaga hatiku disana. Dan aku bisa menumpahkan semuanya tanpa aku ragu dan takut.

Bagiku, hujan adalah benteng yang membuatku aman dalam tempat persembunyianku. Kopi dan musik adalah penenang jiwaku.  Laptop adalah saksi bisuku, di mana semua hati dan perasaanku tercurah dan keluar.

Perasaan memang mudah berubah seperti roller coaster.  Dan entah kenapa aku menikmatinya.  Aku merasa menjadi diriku sendiri yang sebenarnya.  Aku suka menangis, dan setiap butir air yang jatuh dan menetes memiliki berjuta makna yang tidak bisa digantikan dengan kata-kata.  Aku tau, terkadang tidak ada alasan yang cukup logis mengapa aku menangis.  Tapi itu memberikan hatiku kelegaan dan kosong lagi.  Untuk siap diisi lagi dengan hal-hal baru.  Aku meninggalkannya di sana, karena aku tidak merasa perlu menyimpannya lagi.

Memiliki cinta terkadang tidak selalu membuat kita merasa utuh menjadi diri kita yang sebenarnya.  Dan aku merasa menjadi diriku sendiri saat aku tidak bersama dirinya.  Aku selalu berusaha menjadi yang terbaik yang dia inginkan di depannya, karena aku ingin menjadi yang terbaik baginya.  Namun di saat aku lelah, aku bersembunyi ke tempat pelarianku dan menangis di sana. 

Namun aku tau, pengorbananku tidak pernah sia-sia.  Aku ingin mencapai mimpiku bersamanya.  Menjadi orang yang paling bisa dia andalkan.  Menjadi yang terbaik yang dia banggakan.  Seberapa keras aku berjuang, aku akan mengejarnya.

Ketika Aku Dan Kamu Menjadi Kita

Saat kecil dulu, aku seringkali membayangkan, pria seperti apa yang akan aku nikahi nanti.  Apa yang sedang dia lakukan sekarang, dan seperti apakah nanti kita akan bertemu.

Ketika beranjak dewasa, setiap ada pria yang mendekatiku, hati kecilku berkata, "Mungkin dia.". Lalu kemudian kita berteman.  Dan aku diberikan kesempatan mengenal lebih dalam seperti apa mereka.  Terkadang aku bertemu dengan pria yang romantis seperti pangeran dalam mimpiku, namun ia terlalu sensitif.  Jadi aku menjauhinya.  Aku juga pernah bertemu dengan pria pemimpin seperti yang kukagumi, namun ternyata rasa cintaku tak ada di sana.  Ada juga pria yang sangat nyaman untuk aku berbagi, namun tidak ada chemistry apapun yang terjadi di antara kita.

Sampai aku bertemu kamu.  Pria phlegmatis yang sangat simpel, easy going, dan cuek, dan periang.  Sama sekali bukanlah lelaki dalam daftar idealismeku.  Namun justru Tuhan menumbuhkan rasa cinta dalam hati kita berdua.  Bukan dalam semalam rasa itu tumbuh, namun butuh tujuh tahun untukku hingga aku merasakannya.

Sejak kali pertama kita bertemu, aku tidak menyangka pertemuan itu begitu penting hingga akhirnya kamu menjadi sepenting ini sekarang.  Pertanyaanku terjawab sudah.  Ternyata kamu yang akan menjadi teman hidupku hingga akhir usia nanti.  Ternyata kamu yang akan aku lihat pertama setiap bangun pagi.  Ternyata aku yang diberikan kesempatan untuk merawatmu saat sudah tua nanti.

Bagiku sekarang, bahagiamu adalah hidupku.  Setiap detak jantungmu adalah detik berharga untukku.  Setiap nafas hidupmu adalah yang selalu kusyukuri dalam hari-hariku.  Tidak pernah aku menyangka bahwa cinta adalah sebuah kekuatan yang mengubah kehidupan seseorang.  Cinta mengubur egoku dan membuatku memberikan yang terbaik kepada orang yang kucintai.

Ternyata cinta tidak datang saat aku mencarinya.  Ia datang saat aku siap.  Ia datang saat aku sedang sibuk mengembangkan kehidupanku menjadi lebih baik.  Aku bertemu saat ia juga sedang mempersiapkan hidupnya.  Hingga pada saatnya kita bertemu di sebuah titik pertemuan, kita siap untuk saling bergandeng tangan dan berjalan bersebelahan menuju satu titik yang sama: masa depan.

Ketika aku, dan kamu... Menjadi kita. 

Berbeda

Aku tau kita berbeda.
Namun aku juga tau bahwa kita sama-sama saling mengasihi.
Hanya dengan cara yang berbeda.

Selama ini, aku salah.
Selalu memaksa mengungkapkan cinta dengan caraku.
Dan menuntut kamu mengungkapkannya dengan caraku pula.

Lalu kemudian aku memaksa diriku untuk mengungkapkan cintaku dengan caramu.
Hingga di satu titik, aku merasa tercengang dan tidak lagi mengenali siapa diriku.
Aku menjadi bukan diriku lagi.

Aku lelah. Dan aku merasa memakai topengku setiap hari.
Di sudut hati kecilku, harapan bertemu sisi melankolismu tetap tersimpan rapi di sana.
Siapa tahu, suatu hari nanti Tuhan mengabulkan keinginanku yang terakhir sebelum aku menutup mata.

Aku ingin menjadi diriku sendiri.
Dan bisakah aku mencintaimu dengan caraku sendiri,
tanpa harus menuntutmu membalas ungkapan itu.
Persetan dengan caraku, atau caramu.

Jika aku harus memilih antara mencintai atau dicintai,
biarkan aku belajar membuang egoku dan memilih untuk mencintai daripada dicintai.

Izinkan aku menjadi diriku yang dulu.
Yang mencintaimu dengan segala usaha dan kekuatanku, sepenuh hatiku, seluruh jiwa dan raga yang kuhabiskan untukmu.

Promise

To the one I love the most...


You are the strongest man I've ever known.
Kamu adalah batu karang yang tetap tegak berdiri ketika ombak menghempasmu kencang.
Kamu adalah pohon yang kokoh tak bergeming ketika angin kencang menghadang.
Walaupun memang bukan karena kekuatanmu, namun aku bersyukur bahwa Tuhan masih memegang tanganmu.

Satu hal yang tidak pernah aku ragukan.
Bahwa tidak ada satu tetes airpun yang berani jatuh jika Tuhan tidak menghendakinya.
Walaupun mungkin puzzle teka teki ini belum kita temukan, namun aku tetap mau menggantungkan harapku padaNya.
Suatu hari nanti kita akan bergandeng tangan di atas bukit sambil tersenyum melihat keindahannya saat matahari sore mulai terbenam.

Tetaplah menjadi seperti lelakiku yang pernah dan selalu kukenal.
Karena kamulah inspirasiku untuk tetap berdiri di sampingmu apapun yang terjadi.
Kamulah yang membuat aku tetap tegak berdiri di sebelahmu hingga hari ini.
Kamu adalah alasanku tetap kuat dan terus maju.

Jangan pernah kehilangan harapan.
Karena setiap detik hidupmu adalah harapan bagiku.
Jika harapanmu lenyap, maka hidupku pun akan lenyap.

I can't help you much.
It is too bad that I can't give you the solution and just holding your hands with faith and hope.
Yang bisa aku lakukan hanya doa, dan sebuah janji untuk terus memegang tanganmu, mengikutimu melangkah kemanapun kamu pergi.

Setiap detak jantungmu adalah nafas hidupku.
Kamu, yang kusayangi dengan segenap hatiku.
Jangan pernah lepaskan aku, apapun yang terjadi.

Topeng

Mencintai diri sendiri itu terkadang bukan perkara mudah untukku.  Seringkali aku merasa membohongi diriku sendiri.  Aku menyalahkan diriku sendiri yang mudah menangis dan terlalu moody.  Aku tidak menyukai diriku yang terlalu memuja-muja romantisme.  Dan entah sudah berapa tahun aku memakai topengku terus menerus.

Tidak dapat aku sangkal, bahwa sebagus apapun topeng yang aku kenakan, diriku yang sebenarnya tidak seperti itu.  Dan seringkali aku lelah dan ingin melepas topengku sesaat.  Itu hanya bisa kulakukan di tempat persembunyianku.  Dan mencurahkan semua kebohonganku tentang diriku sendiri hanya kepada Tuhan.

Bukan tanpa alasan jika aku akhirnya menikah dengan seorang yang kebalikan denganku. Aku tau ini Tuhan. Mungkin Tuhan ingin membentuk aku.  Namun pada kenyataannya tidak semudah itu mengubahnya.  Yang bisa kulakukan hanya mengenakan topeng itu dan melepasnya sejenak ketika aku merasa lelah.

Aku takut.  Takut sekali.  Ketika seseorang yang selalu kuharapkan dalam imajinasiku itu datang ke tempat persembunyianku, dan melihatku saat aku melepaskan topengku.  Aku tau, kelemahanku akan dengan mudah kuserahkan padanya.

Ya Tuhan, Kau yang paling tau kelemahanku.  Jangan pertemukan aku dengannya.  Biarkan dia hanya ada dalam anganku selamanya.  Aku tau aku sudah memilih, dan aku percaya aku memilih yang terbaik.  Karena Tuhan yang memberikannya untuk aku.

Apakah salahku, Tuhan, jika aku mendambakan romantisme? Apakah aku salah, jika aku belum bisa mengubahnya.

Andai aku bisa, tapi aku pun belum rela.  Aku menyukainya.  Dan aku tidak mau mengubahnya. Apakah aku perlu mengubahnya? Atau menjadi diriku sendiri tanpa harus lagi mengenakan topeng itu?

Mengapa aku merasa seperti ini? Dan mengapa Engkau mengizinkannya?

Tidak Tuhan, jangan... jangan sampai aku bertemu dia.  Aku tidak siap.  Dan aku tidak mau kehilangan kebahagiaanku saat ini.  Aku mengasihinya. Dan aku tau dia juga mengasihiku.  Walaupun dengan caranya sendiri, bukan seperti yang aku harapkan. Tapi aku tau, dan aku menyimpannya dalam hatiku.

Walau sakit rasanya, ketika aku ingin mengungkapkannya untuknya, tapi tidak bisa.  Hanya dapat kusimpan sendiri.  Dan hanya bisa menjadi angan-angan.

Aku tau, seperti aku ingin melepas topengku, aku tidak ingin dia memakai topengnya di depanku.  Karena aku tau rasanya bagaimana harus menggunakan topeng itu setiap hari.  Walaupun aku berharap dia bisa berubah dan keajaiban cinta terjadi.  Tapi aku sadar, kalau sampai aku menutup mataku pun dia tidak bisa menjadi seperti harapku, aku akan tetap mengasihi dan mencintainya dengan seluruh ragaku.

Aku Adalah Aku

Aku adalah aku.
Yang selalu menangis bersama hujan.

Aku adalah aku.
Seperti pelangi yang jatuh dan mencari keutuhan hatinya.

Aku adalah aku.
Bintang kecil yang berusaha menerangi kegelapan malam.

Aku adalah aku.
Berusaha menjadi cinta yang menjadi alasan seseorang tersenyum.

Aku adalah aku.
Berlari dan bersembunyi di tempat pelarianku.

Cinta.
Tak pernah padam di hatiku.
Walau tak pernah kutunjukkan padamu.

Biarkan aku jadi seperti angin.
Sehingga kamu bisa merasakannya.

Merasuk hingga masuk dalam jiwamu.
Dan bernaung dalam ragamu.

Kesunyian adalah temanku.
Dan keheningan adalah tempat peresembunyianku.

Ketika malam datang, hanya bintang yang mengerti hatiku.
Ketika pagi menjelang, hanya embun pagi yang menyimpan rahasia hatiku.

Padamu cinta, kugantung harapku.
Karena aku tahu, hanya dirimu yang bisa memberiku bahagia.

Bahagia

Bahagia versi dunia mungkin punya pasangan yg romantis dan keluarga yang harmonis. Punya pekerjaan dgn gaji besar dan bisa beli apa aja yg diinginkan. Ga pernah punya wishlist karena apapun yg diinginkan bisa langsung dibeli kapanpun. Ga akan pernah tau rasanya sedih ga diperhatiin. Terlalu senang karena dimanjain sama suami. 

Bahagia versi aku?

Dulu aku pikir begitu. Tapi setelah dipikir2 lagi, bahagia itu ketika aku bisa berjalan di samping Tuhan, memegang tanganNya yg memimpin aku berjalan ke arah yg Dia mau. Bahkan waktu aku harus melewati gua kegelapan, aku ga akan pernah takut  karena aku memegang tanganNya. Ketika aku memiliki Tuhan, mau aku kehilangan perhatian suami, mau aku kehilangan pekerjaan, aku tau ini cuma sementara. Aku percaya sebentar lagi Tuhan akan bawa aku keluar dari kegelapan ini. Bahagia bukan soal siapa dan bagaimana dan kenapa. Bahagia karena aku memegang tanganNya dan berjalan mengikuti arahNya.

21.8.19

Siapakah Aku?

Siapakah aku di hadapanMu ya Tuhan
Hingga seorang anak Raja Manusia rela meninggalkan tahtaNya
Dan mati ganti aku di atas kayu salib

Siapakah aku di hadapanMu ya Tuhan
Siapakah keluargaku
Adakah aku yang menarik perhatianMu
Apa yang membuatku istimewa
Sampai aku merasa tenggelam dengan berkat-berkatMu
Dan kewalahan dengan segala kebaikanMu
Setiap janjiMu sudah menanti untuk Kau berikan bagiku

Siapakah aku sampai Kau mau memakai hidupku
Menjadi perpanjangan tangan kasihMu untuk orang lain
Memakai hidupku sebagai contoh hidup orang lain
Siapakah aku, Tuhan?

Terlalu tidak layak aku
Bahkan untuk sekedar memandangmu dari kejauhan
Aku kotor. Aku rusak.
Namun Kau datang menghampiriku dan membersihkan aku
Dan memberikan aku hati yang baru

Tuhan,
Jika memang, aku bisa berguna bagiMu
Pakailah aku untuk kemulianMu
Karena aku tidak tahu lagi
Bagaimana caraku berterimakasih

Dari aku, yang tidak layak menerima semua kebaikanMu

29.11.16

You.

You.
That created me.
Shaped the details of me.
Knew me so well more than anyone in this world.

You.
Who love me unconditionally.
Even at my lowest point of my life.
Knew my ups and downs.
And have decided to keep loving me always.

You.
Who always stand up for me.
Be my supporter.
My rock of hope.
Always there in my blue days.

You.
That died for my sins.
My past.
My shame.
My darkness.
Then live again and show the forgiveness.

There's no more words described you.
Too amazing your love is.
And all you've done in my life.

20.1.14

Dear husband



Dear husband,

After this time on our journey,
you may have seen my bads and wrongs
also you may have known my thoughts and philosophies
we have faced so many time of conflits and angers

when we blamed each other and fought hardly
when we saw our partner as a stranger
when you didn’t understand how I thought and decided
when you saw me change
and everything turned like you’d never hope

I realized that you are here still beside me
and keep holding your commitment
doing what you ever promised in the altar
that you will be keep standing with me
whatever the situations

sorry for the disappointments
and any messy things I have made
that you found me have changed
for everything happened until today

I can’t promise you that I won’t make it again
since I am still an imperfect human being
but I can promise you one thing:
that I will improve myself day by day
not by my will, not by yours
but by God’s will

Thank you for still loving me
even you don’t show it with your words
but I know you do.

From the deepest heart, let me say once again
thank you,
and I do love you.

5.9.12

Someday

Someday,
if you feel your love being faded,
please think when you felt in love with me at the first time

Someday,
if you think everything's going flat,
please remember how's your heart beat ran fast when touched my hand

Someday,
if you feel there's no more word to say,
please just say "I am still the same boy who said I love you many times in a day"

Someday,
when we grow old and my body hasn't in that shape anymore,
please tell me that I am still and always be your queen

Someday,
when we fight each other and I cry,
please hug me and say, "I still love you"

Someday,
when we are in busy days each other,
please stop me by just saying "don't forget of your lunch"

Someday,
you maybe forgot of this poem,
but please do not forgot that I've ever written this from inside my heart

I do love you, boy...

Mengalah

Dengan semua yang terjadi,
aku telah belajar
bahwa tidak semua berjalan dan sejalan menurut ego dan inginku.
Ada saatnya di mana aku belajar untuk melebur inginku dan melelehkan egoku.
Saat bukan rencanaku yang terjadi dan membiarkanmu yang menang.

Mengalah bukan berarti kalah,
hanya berarti bahwa aku jauh lebih menghargai sebuah hubungan
daripada kepuasan egoku sendiri.

Aku memang tidak menjadi diriku sendiri,
tapi untuk apa jika aku kehilangan tujuan akhirku?

8.6.12

A Poem for Mom


Mom,
When i was born,
You are the first person I saw after the doctor
You were smiling at me with your tired and pale face
But I still captured your great happiness

You brought me home and kept me carefully like the fragile things
Warmed me with the blankets and embraced me so I felt comfortable in your palm
Nights by nights you accompanied my tears with your sleepiness and tiredness

You were there to catch me when I fall, whenever and wherever.
You were there for me when I said my first words,
and happily rewarded me with your lovely smile
You were there to encourage me on when i took my first steps,

You carried me to my first day at school, and waited for me outside the classroom
Make sure that everything was gonna be OK
You accompanied me studying and taught me for all lessons I didn’t understand
You were there to give me advice and helped me with my homework.

When I grew up into teenagers,
You gave me the life lessons and taught me the good values, also told me your youth experiences
So I didn’t go wrong with my path

I had my boyfriend and when I was in relationship with a guy,
You kept shown me how to behave
Until the time I walked down onto the altar,
You are the only person I saw with your emotional smile

The best moment when I hugged you
and said thank you for everything you’ve done till my big day
I can’t hide my tears fall apart from my eyes

Even when I went into my marriage life,
You never left me and always be there for me when I need you, the good and bad times..

Thank you for accompanying me through all these times,
I will always be your little princess forever

So proud to have you as my mom
Love you so much, Mom…

1.8.11

The One

When I saw you for the first time,
I couldn't realize that you are the one
who will be the part of my life
Until we knew deeper each other and found
the love is grown inside our heart
Many days are spent together
and we built this relationship that strong.
Some days we went throught the blue days dan the hard time
through conflict and differences
But finally found our love has been grown
as we kept going holding the hands and walked together
There are sometimes that I tried to change you
like I want you to do.
But God has created me and made you
just the way you are
with the uniqueness of you to complete my half-life
as we become complete in God's work thourgh our life.
When two become one,
there's always tolerance and adaptation
That's a process to be united in the love of God
to have his will be done in our life
so we can glorify his name in the single days we walked by.

04.04.11
05.40 pm

Selamat Pagi

Waktu burung kecil mulai memamerkan suaranya
Waktu sinar mentari mulai menampakkan sinarnya
Waktu embun pagi menetes di atas dedaunan
Waktu aku terjaga dari lelap tidurku

Kusadar dan bersyukur
Bahwa aku masih memilikimu
Bahwa kamu masih mengasihiku
Bahwa kamu masih peduliku

Selamat pagi sayangku...
Perkenanan Tuhan ada atasmu
dan menjagamu aman dalam kasih karuniaNya...

Romansa yang Pudar

Berangan aku bersamamu sekarang.
Tak pernah lagi kunikmati seperti dulu.
Yang ada hanya diam bisu.
Bercerita sendiri, dalam hati.

Mengapa harus ada penyesalan ini.
Bagiku nuansa itu mulai pudar lagi.
Inilah perjuangan.
Saat romansa tak semanis dulu lagi.

Masihkah ada jantung yang bergetar
Sikap manis belai sayang
Masihkah ada rindu di hati
yang terungkap kata
Masihkah perlu kujaga
atau kubiarkan pergi bersama rutinitas hari.

Aku merindumu...

Rindu Sendu

Bilamana ku dapat waktumu barang sekejap saja.
Ah terlalu egois memang.
Bagaimanapun kau hanya di khayalku.
Bukan milikku dirimu
Hanya aku ingin berada di sana.
Saat kita berbentang jarak.
Rindu meluap, lahirlah sendu.
Ingin bertemu namun tak mampu.
Bukan tatapmu, tapi curahan hatimu
Bukan tubuhmu, tapi waktumu
bukan hadiahmu, tapi pikirmu.

Merindunya

Dalam satu cinta aku mengadu
Seberkas rindu di pelupukku
Dalam satu cerita aku berseru
Adakah kau mendengarku?

Gelak tawa mengikuti gejolak jiwa
Berbaur dengan asa yang tak pernah sirna
Saat bersama bagai romansa masa remaja
Tak ingin berpisah selamanya

Waktu,
tidakkah kau berhenti sebentar?
saat aku bersamanya...
Dapatkah kau tinggal sebentar lagi?
Dan izinkanku tuk merengkuh hatinya
Karena aku masih merindunya...

Kecewa

Kecewa
adalah untuk mereka yang tidak mengerti
bahwa Tuhan sedang memakai situasi yang tidak menyenangkan
untuk memproses kehidupanmu menjadi lebih indah di mataNya.

Kecewa
adalah untuk mereka yang tidak mengerti
bahwa Tuhan mengizinkannya terjadi lewat orang-orang terdekatmu
supaya engkau tau
bahwa kamu hanya dapat bergantung sepenuhnya kepadaNya.

Ketika engkau benar-benar mengerti
apa yang sedang Tuhan kerjakan atas hidupmu,
saat itulah engkau akan bersyukur
bahwa Tuhan masih peduli hidupmu.

I Still Love You

Selalu ada senyum manis setelah muka murammu
Selalu ada maafmu setelah penyesalanku
Selalu ada penerimaan setelah maafku

Bagi cintamu yang tulus, terimakaih..
Bagi sayangmu yang tak berujung, aku terkagum
Bagi kasihmu yang menerimaku apa adanya, kutersanjung

Sampai kau ucapkan satu kalimat,
aku bersyukur Tuhan memberikanmu untukku:


I  s t i l l  l o v e  y o u . . . . .

Cinta Tak Berbatas

Ada satu gundah dalam hati
Namun terlalu sungkan untuk dibagi
Ini tentang rahasia hati
Hanya pemiliknya yang mengerti

Curahan hati seorang wanita biasa
yang bermimpi tentang bahagia
Namun nyatanya seakan tak pernah bisa

Bagai pisau tajam aku merobek hatimu
menyayat hatimu
merusak rasamu

Akh... aku merasa tak layak dicinta
Kasihmu seakan meniadakan semua kurangku
Hingga aku terlihat indah di dalam sebuah dunia ketidaksempurnaan

Tak maksud hati menyakiti, namun kulakukan juga...
Tak maksud sikap mengecewakan, namun terjadi juga..

Aku tak pernah berhenti bersyukur
Bahwa kasihmu menjadi inspirasi hidupku
Terimakasih cinta,
untuk kasih tak berbatas

25.5.11

Hitam.

Saat menutup mata,
derai air mata jatuh tak bersuara
Meninggalkan sembab pada sudut mata
Menjadi saksi bisu kisah hidupku

Terpuruk jatuh dalam lubang hitam
Seakan tak ada harapan
Aku menyerah.

Hitam, dingin, sendiri...
Hancur, jatuh, sakit.
Sedih, bingung, cemas.
Selamat datang.

Bagiku semua tak ada lagi artinya..
Siapa yang dapat menarikku bangun?
Siapa yang lagi bisa mengumpulkan serpih hatiku?
Tidakkah aku sendiri di sini?

TanpaMu aku tak mampu,
TanpaMu aku hilang harap.
TanpaMu aku mati.

Raih aku dalam pelukMu
Hangatkanku dalam dekapMu
Di sini aku bersama sepi..
Hanya cintaMu yang dapat pulihkanku...
CintaMu yang bebaskan belenggu hatiku
Bagai merpati yang bebas
Ingin terbang lagi dalam hirup nafas kebebasanku..

5.5.11

miss you...

I miss the time when we grew up together...
When we held our hands each other
to face the world through our problems..

I miss the time when we were hanging out together..
When one of us was happy
and the other can feel the happiness..

I miss the time when we shared all together..
When you cried out in the middle of the night
and I accompanied you on the phone,
feel the deep sadness of you...

I miss the time when we went crazy..
Laughing out loud
Like the world only just belong to two of us..

Do you know when something separated us,
when we had to face the problems by ourselves..
just me..
and you..
I wish I was there to hug you..
to cry out with you..
to take care of you..

Just want you to know,
I miss you...
Can I just keep waiting for you back?

Cause I believe..
Someday will come........

11.9.10

Mama

Kau adalah orang pertama yang menyentuhku setelah dokter yang mengeluarkanku dari kandunganmu. Darimu lah pertama kali aku mengenal kasih yang nyata. Kau tak pernah mengajarkanku teori tentang cinta. Tapi darimu lah aku belajar tentang cinta dan kasih sayang yang sesungguhnya: tulus dan dari hatimu yang paling dalam.

Sangatlah banyak perjuangan dan pengorbananmu demi aku. Aku tau, pasti berat bagimu untuk berjuang mendidik dan membesarkanku. Pasti saat itu kau melewati hari-harimu dengan berat. Aku tak tau apakah kau pernah menangis dalam kamarmu dan mengadu pada Tuhan, saat aku bersikap nakal dan melukai perasaan lembutmu?

Namun kau tetap kuat berdiri hingga hari ini. Sekarang aku telah menjadi besar, Ma. Dan aku melihat tubuhmu semakin renta dimakan usia. Namun aku dapat melihat hatimu tetap kuat dan bahkan semakin kuat. Aku melihat sosok seorang wanita tegar dan kuat. Bagiku, kau adalah wanita terhebat yang pernah ada, yang Tuhan berikan untukku. Walaupun bukan tanpa kekurangan dan kelemahan, namun hati tulusmu telah menutupi segalanya.

Kau telah memberikan segala-galanya.  Bukan hanya uang dan waktumu.  Tapi juga perhatianmu dan nilai-nilai kehidpan yang tak pernah aku dapatkan di sekolah.  Kau telah memberikan seluruh hidupmu dan jiwa ragamu untukku.


Saat ini aku bersyukur lagi sama Tuhan, bahwa Ia telah memberikan seorang malaikat pelindung yang cantik bagiku.  Bukan hanya cantik parasnya, namun terlebih penting cantik hatinya.

Terimakasih, Ma..atas segala pengorbanan dan apapun yang telah kau lakukan untukku.  Bagiku, kau adalah inspirasi sekaligus teladan untukku belajar menjadi seorang wanita dan seorang istri yang dapat berfungsi benar sebagai penolong bagi setiap laki-laki yang dipercayakan Tuhan dalam kehidupannya.

10.8.10

Aku Bahagia


Malam ini aku terjaga dalam cekat sepi.
Takut, ia menghampiri lagi.
Bersama suara desir angin malam berhembus hingga merasuki igaku.
Malam tanpa bintang, bulan pun bersembunyi di balik awan.
Malu-malu pancarkan sinar, berpendar redup dalam dingin malam.

Hanya aku dan dirimu di sini, sendiri lagi.
Tak perlu kau sesali apa yang telah terjadi.
Hanya jangan pernah kamu hapus dalam ingatmu.
Bahwa aku pernah bersama dirimu.

Dalam satu masa kita tertawa bersama.
Menjaga tali itu tersimpul erat.
Kini tak lagi ia tersemat indah.

Satu hal yang tak pernah hilang.
Bahwa aku pernah mengenal dirimu.
Jauh dalam anganku sebelum kubertemu wajahmu.

Walau ragamu telah pergi.
Namun kamu selalu dalam hatiku.
Menari-nari di pikirku.
Tak pernah dapat hilang.

Pergilah, raih bahagiamu.
Karena aku pun bahagia
Saat melihatmu bahagia.

09.08.10
11.46